Allah pemilik kuasa yang maha kuasa. Semesta tertunduk. Semua yang ada di
bumi berjalan atas kehendaknya. Bahkan ketika dedaunan kering jatuh di hutan
rimba, itupun juga karena kehendaknya. Allah lah yang menggurat takdir untuk
setiap hamba yang terlahir. Jalan yang teretas oleh seoarang insan, tak lebih
dari segenap skenario pemilik langit dan bumi.
Susah dan bahagia juga karena takdirnya. Tetesan air mata yang berlinang,
tawa yang mengembang juga karena takdirnya. Tiada satupun sensasi emosi yang terasa
tanpa terlepas dari kuasanya. Maha Besar Allah.
Untukmu yang terlanjur mencintai
dengan luar biasa. Kekasih hati yang pergi pun demikian. Allah sedang
berkehendak menjauhkannya darimu. Dengan kekuasaan dan keperkasaanNYA ia lerai
jiwamu dan jiwanya. Tautan cinta diputuskan, hingga hati tak saling menambat
lagi.
Bila hatimu bersedih, dan air mata perihmu tak tehenti karena hilangnya
cinta yang di damba, itu manusiawi. Tak pelak terkadang bila hati telah sungguh
mencinta, kesedihan itu membuat jiwa meronta-ronta. Linangan air mata karena
merana terus membuat wajah membasah.
Salahkah sang berkehendak mengambilnya? Mengapa Allah membuatmu tiada
daya mencegah kepergiannya. Namun janganlah hati bertanya-tanya tentang kasih
sayangNYA kepada segenap hamba. Jangan
kau ragu, akhi ukhti. Karena sesunguhnya Allah menyayangimu.
Allah menyayangimu dengan kasih yang lebih luas dari semesta dan tak
pernah berbatas. Hanya DIA yang mampu membuat batas kasih sayang itu. Yakinlah,
karena ia punya rencana. Keterbatasan kita terlalu sulit untuk membaca rencanaNYA.
Dialah dzat yang selalu memberi yang terbaik untuk hambanya. Saat seorang hamba
berkeinginan akan sesuatu, bila rencana tersebut tak baik maka allah akan
membatalkan rencana tersebut. Dengan kasih sayangnya ia selamatkan hambanya
dari jurang kenaifan.
Sungguh kasih sayangnya tak berbatas, bahkan dalam
soal jodoh. Yakinlah, bila hati pergi berarti ia bukan jodohmu. Sekali lagi
skenario episode kisah hidup ini telah ada dan ternyata skenario yang menimpamu
kini, ia bukan jodohmu.
“Sungguh
Allah lebih penyayang terhadap hamba-hamba-Nya daripada seorang ibu terhadap
anak bayinya” [HR Bukhari dan Muslim]
Jangan
khawatir dan ketar-ketir, karena kabar gembiranya jodohmu itu lebih baik dari
ia yang pergi dan yang pergi itu bukan yang terbaik untukmu.
Kini saatnya untuk menghapus air mata dan berhenti menangis untuk bukan
yang terbaik. Jangan biarkan hidup yang berharga itu diambil oleh kesedihan,
untuk bukan yang terbaik. Jangan biarkan tawa dan bahagiamu hilang dan lenyap,
untuk bukan yang terbaik. Jangan kau meratap apa lagi merana dan meronta, untuk
bukan yang terbaik. Ambil hidupmu lagi!
Seka air mata, lalu berbahagialah. Sambut rencana indah Allah. Lupakan
saja dia. Karena jodoh yang membawa bahagia akan tiba. Tuggulah ia dengan suka
cita. Persiapkan diri lebih baik untuk hidup bersama jodohmu kelak. Insya allah
dengan jodoh terbaikmu itu, Allah akan titipkan anak-anak shaleh yang lucu-lucu
dalam bingkai keluarga sakinah mawaddah warahmah.
”Barangsiapa
bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan memberikan jalan keluar, dan memberinya
rizki dari arah yang tidak disangka. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah
niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS.
Ath Thalaaq [65] : 2-3).
Yuk menatap ke depan. Dibalik kesulitan pasti ada kemudahan. Perjalanan
menuju bahagia itu memang terkadang berliku, banyak tikungan, kerikil tajam,
tantangan dan hambatan tapi yakinlah jalan itu pasti ada. Jika engaku hanya
melihat gurun yang panas dan tandus, teruslah berjalan insya Allah di depan ada
padang hijau yang membentang. Malam gelap tak akan abadi, karena fajar dan
matahari akan segera terbit. Optimislah!
Berprasangka baiklah kepada Allah. . Saatnya
belajar ikhlas dan sabar. Kegelisahan dan kepedihan adalah tentara Allah yang
tak terlihat yang diutus untuk melihat keridaan hambanya. Tersenyumlah. Insya
Allah masalah yang menimpa untuk membesarkan dan menghebatkan hamba.
Tersenyumlah