Sabtu, 24 Agustus 2013

Mengungkap Cinta



·    Agar cinta dapat merasuk ke dalam kekasih yang dicinta, ia harus diungkapkan dengan kata-kata. Cinta yang terpendam tidak bermakna bila hanya dipendam di dalam dada. Ungkapan cinta adalah awal bertautannya dua jiwa.
·     Cinta yang terpendam, membuat jiwa seseorang akan penuh dengan gelisah. Hanya  dia, makan, tidur, di kampus, di sekolah bayangannya selalu menerpa. Siapapun itu, tua maupun muda bisa mengalaminya.
·      Namun bila cinta yang terungkap bukan di saat yang tepat, justru mendatangkan banyak mudharat. Tidak jarang cinta yang terungkap itu menghadirkan luka dan rasa kecewa. Bukan hanya itu, bahkan mendorong dua jiwa jatuh terjerembab ke dalam maksiat.
·      Ya karena  ungkapan cinta adalah deklarasi awal bahwa kau ingin kumiliki dan aku bisa menjadi milikmu. Bila bukan tujuan keimanan, terhempas sudah sang pencinta di dalam fananya kenikmatan dilanda cinta.
      Akhi.,., ukhti, janganlah tergesa-gesa mengungkapkannya. Bisa jadi itu jebakan syitan lanatullah. Menjadikan bulir-bulir kata yang terungkap menjadi pintu maksiat. Pendam saja dulu. Redamlah ia dengan aktivitas. Sibukkan diri dan mulailah menyukainya dengan biasa.
Obral cinta bisa melahirkan luka. Karena kata ‘aku mencintaimu’, berarti memberinya harapan bahwa kau akan menjadikan dia sebagai kekasih yang akan kau jaga seumur hidupmu. Bagaimana bila semua ungkapan itu hanya sekedar dorongan emosional belaka? Saat kau meninggalkannnya ia menjadi kecewa dan terluka.    
      Apakah ungkapan cintamu hanya untuk melukainya?
Kau bilang akan menikahinya, padahal kau belum siap melaksanakan sunnah yang suci itu. Bahkan banyak yang menjanjikan pernikahan dengan mudahnya kepada akhwat. Sedangkan sang tulang rusuk telah penuh harap pada janji setiamu itu. Namun  ternyata kau tidak dalam kesungguhan. Begitukah caramu mencintainya?
     Jangan permainkan hatinya! Karena dia makhluk lemah yang tiada berdaya saat ada janji cinta, namun begitu terluka saat merasa terperdaya. Jangan kau jatuhkan air mata makhluk suci itu, atas nama janji setia.
Begitu pula akhwat.,., jangan mudah menerima cinta. Karena dirimu lemah dan lelaki tau kelemahan itu. Walau hati bergetar saat menerima kata cinta, skamurkanlah jiwa kepada Allah. Serahkan hidupmu pada Allah.
Akhirnya mengungkapkan cinta. Tak perlu membalas dengan ungkapan cinta pula. Jangan terperdaya dengan kata. Cintanya hanya bisa dibuktikan dengan janji setia di depan penghulu.
Jangan pula meredupkan pancaran izzah yang kau miliki wahai akhwat. Insya Allah, jodoh tak akan kemana. Ketika kau bungkam menerima ungkapan cinta demi penghambaanmu pada pencipta, tak akan sedikitpun merubah takdirmu, jodohmu tak akan berubah, karena Allah telah menetapkannya. Insya allah. Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia berkata baik atau diam, siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia menghormati tetangganya dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia memuliakan tamunya (Riwayat Bukhori dan Muslim)
   Ni kisah nyata. Seorang aktivis lembaga dakwah kampus semester akhir di kampus saya. Masing-masing saling mencinta. Hemmm mungkin aja cinlok selama mengurusi kegiatan dakwah. Hemm karena tak kuasa menahan gelora, akhirnya sang cowok nembak sang cewek, di dalam mushallah (weiih sok islami banget). Akhirnya sang cewek terklepek-klepek, emang dasarnya dia juga suka. Ya udah.,., sang cowok memang gak ngajak pacaran, tapi wehh komunikasi jalan terus. Berawal dari bangunin shalat tahajjud, sms saling menasihati, ingatin puasa sunnah dan aksi sok islami yang lain. Dasar syaitan, punya seribu jurus untuk menjerumuskan. Yup.,., akhirnya mulai terbiasa memberi perhatian dan sayang-sayangan. Aha… mulai deh janjian ketemuan.., dan akhirnya terus-terus gak ada beda dengan yang gak mengenal syari’ah. Hemm setelah berlarut dalam kegundahan dan kelamnya rasa cinta yang dibungkus psoudoislami mereka ujung-ujung gak jadi nikah. Ikhwannya gak kujung melamar. Alasannya banci banget, belum siap menjalani pernikahan. Hemm ngapain lu pake nembak dan sayang-sayangan kalau gak siap nikah? Pake acara bawa-bawa islam lagi.,., huuuuu. Ke laut aja bagusnya yang macam gini.
            Ya udah kisah tadi dijadikan pelajaran, buat yang sedang memiliki kasus yang sama. Ya udah. Stop sekarang juga! Jangan mainin hati orang lain. Kalau gak siap nikah saya sarankan managelah cinta dengan cara-cara yang menuntun ke jalan indah. Buat kite-kite yang pada belum mengalami kasus serupa. Berdoalah kepada allah agar tidak melewati kisah yang sama. Moga kita semua lurus-lurus aja. Amiin.